KEINDAHAN batik Nusantara dengan aneka warna dan motif memang sarat dengan makna. Tak heran, batik memiliki daya pikat luar biasa untuk masyarakat Indonesia, maupun turis asing. Di balik keindahan batik, ternyata banyak orang tak mengetahui bahwa hanya terdapat 2.500-an motif batik Nusantara yang baru terdaftar. Padahal, masih banyak pola dan ragam batik tradisional dan modern lainnya yang belum terdaftar.
Batik berasal dari bahasa Jawa yaitu ”amba” yang berarti menulis dan ”nitik” yang berarti titik. Kata Batik sendiri merujuk pada teknik pembuatan corak yang menggunakan canting atau cap dan encelupan kain dengan menggunakan bahan perintang warna corak ”malam” (wax) yang diaplikasikan di atas kain, sehingga menahan masuknya bahan pewarna.
Dalam bahasa Inggris teknik ini dikenal dengan istilah wax-resist dyeing. Jadi kain batik ada-lah kain yang memiliki ragam hias atau corak yang dibuat dengan canting dan cap dengan menggunakan malam sebagai bahan perintang warna. Teknik ini hanya bisa diterapkan di atas bahan yang terbuat dari serat alami seperti katun, sutra, wol dan tidak bisa diterapkan di atas kain dengan ser
at buatan (polyester). Kain yang pembuatan corak dan pewarnaannya tidak menggunakan teknik ini dikenal dengan kain Bercorak batik – biasanya dibuat dalam skala industri dengan teknik cetak (print) – bukan kain batik.
Keindahan batik juga dapat dilihat melalui jiwa atau yang lazim disebut dengan keindahan filosofis, yaitu rasa indah yang diperoleh karena susunan arti lambang ornamen-ornamennya yang membuat gambaran sesuai dengan paham yang dimengerti. Batik tersebut misalnya pada motif Semen Rama harus ada unsur Meru (gunung), Api (geni), Ular atau Naga (tanah atau air), Burung (angin), Garuda atau Lar/Sawat (mahkota/penguasa tertinggi).
Selamat datang kembali, silahkan login ke akun Anda.
Belum menjadi member? Daftar