Beranda » Artikel Blog » Pekalongan “Kota Batik”

Pekalongan “Kota Batik”

Diposting pada 22 September 2021 oleh owner | Dilihat: 663 kali | Kategori: ,

Pekalongan “Kota Batik“ adalah sebuah julukan atau slogan yang sangat relevan, karena Pekalongan merupakan penghasil  batik terbesar di Indonesia bahkan didunia. Secara geografis Pekalongan digolongkan sebagai kota pesisir sehingga produksi batik pekalongan sangat beragam dan sangat dinamis didalam penerapan motif-motifnya. Pada umumnya motif batik pekalongan sangat kaya coraknya maupun pewarnaannya yang cerah/berani sehingga sangat cantik dan banyak digemari para konsumennya.

Batik Pekalongan menjadi sangat khas karena bertopang sepenuhnya pada ratusan pengusaha kecil, bukan pada segelintir pengusaha bermodal besar. Sejak berpuluh tahun lampau hingga sekarang, sebagian besar proses produksi batik pekalongan dikerjakan di rumah-rumah.

Oleh karenanya, batik pekalongan menyatu erat dengan kehidupan masyarakat Pekalongan yang kini terbagi dalam dua wilayah administratif, yakni Kota Pekalongan dan Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah. Batik pekalongan adalah napas kehidupan sehari-sehari warga Pekalongan. Karena batik telah menjadi topangan hidup bagi sebagian besar warga Pekalongan.

Meskipun demikian, usaha batik pekalongan dan juga disebagian daerah pengrajin batik lainnya kini tengah menghadapi permasalahan yang komplek. Perkembangan globalisasi dunia dan munculnya negara pesaing baru, seperti Cina, Vietnam, dan lainya menantang industri batik pekalongan untuk terus berinovasi ke arah yang lebih modern agar bias tetap eksis menghadapi pesaing lainnya.

Zaman telah berubah. Pekerja batik di Pekalongan kini tidak lagi didominasi petani seperti zaman dahulu. Mereka kebanyakan berasal dari kalangan muda setempat yang ingin mencari nafkah. Hidup mereka mungkin sepenuhnya bergantung pada pekerjaan membatik.

Apa yang dihadapi industri batik pekalongan saat ini mungkin adalah sama dengan persoalan yang dihadapi industri lainnya di Indonesia, terutama yang berbasis pada pengusaha kecil dan menengah.
Persoalan itu, antara lain, berupa menurunnya daya saing yang ditunjukkan dengan harga jual produk yang lebih tinggi dibanding harga jual produk sejenis yang dihasilkan negara lain. Padahal, kualitas produk yang dihasikan negara pesaing lebih baik dibanding produk pengusaha Indonesia.

Penyebab persoalan ini bermacam-macam, mulai dari rendahnya produktivitas dan keterampilan pekerja, kurangnya inisiatif pengusaha untuk melakukan inovasi produk, hingga usangnya peralatan mesin pendukung proses produksi.

Nah, sebagai anak bangsa yang cinta akan tanah air, marilah kita pertahankan warisan leluhur yang sangat berharga ini agar tetap lestari dan abadi sampai anak cucu kita kelak.

Bagikan

Pekalongan “Kota Batik” | rumahbatikamel.com

Komentar (0)

Silahkan tulis komentar Anda

Alamat email Anda tidak akan kami publikasikan. Kolom bertanda bintang (*) wajib diisi.

*

*

Anda Mungkin Suka
Chat via Whatsapp
Amel
⚫ Online
Halo, perkenalkan saya Amel
baru saja
Ada yang bisa saya bantu?
baru saja